MENGATASI PENGANGGURAN

 


_Ilmu hikmah_


Wayan Supadno


Data BPS jumlah pengangguran terbuka 7,99 juta, ada 13,3% lulusan perguruan tinggi. Makin mendominasi. Bahkan sekarang ini banyak sarjana jadi TKI di Australia karena harus skill bahasa Inggris.


Terjadinya pengangguran karena tiada lapangan kerja, karena terlalu banyak yang mencari kerja. Secara bersamaan terlalu sedikit yang perannya cipta lapangan kerja (wirausaha).


Cara mengatasi pengangguran agar mereka berpendapatan. Tidak miskin. Lalu anaknya tidak stunting. Ada 2 hal utama meningkatkan kapasitas scale up dari yang ada dan replikasi melahirkan yang baru.


VCO (Virgin Coconut Oil).


Pola Scale Up.

Seorang sahabat punya usaha industri rumahan VCO bahan baku dari kelapa tua di sentra kebun kelapa. Dominan kelapa afkir berserakan di bawah pohon kelapa puluhan tahun tiada yang mengelola. Jadi limbah/sampah.


Karena bahan bakunya murah meriah berlimpah. Harga pokok produksi (HPP) nya sangat rendah. VCO nya jadi market leader. Kuwalahan memenuhi permintaan pasar. Kewalahan juga menampung bahan baku.


Lalu saya sarankan agar kontrak pasar off taker. Sekalipun harga murah asal ada laba tipis. Dapatlah kontrak 600 ton VCO, setara Rp 24 miliar. Tukar dengan mesin modern dari RRC. Usahanya di scale up makin besar dan masa depan cerah.


Dulunya merekrut tenaga kerja hanya tidak seberapa. Sejak mesin datang bisa menyerap pengangguran ratusan orang. Menyerap kelapa limbah juga berkali lipatnya. Cetak pajak dan dievisa juga berlipat.


Pola Replikasi.

Usaha yang sama direplikasi di banyak daerah sentra kelapa. Maklum Indonesia pemilik kebun kelapa terluas di dunia 3,1 juta ha. Setidaknya sudah berdiri di 3 lokasi. Tentu juga menampung pengangguran jumlah besar.


Selain itu juga menampung hasil bumi kelapa milik petani jadi sejahtera bersama. Semua dimenangkan. Ada kepastian pasar VCO, kepastian pasar kelapa, kepastian pasar lulusan pendidikan baik di SLTA maupun kampus.


Implikasi tambahannya, masyarakat terberdayakan di dalam negeri. Tidak jadi TKI apalagi pengangguran. Lahannya produktif tidak lomba tidur dengan pemiliknya, karena bingung cara mengelolanya atau takut gagal.


Ilmu hikmahnya, ternyata agar masa depan bangsa kompetitif harus nol stunting. Solusi stunting adalah harus berpendapatan sehat. Caranya masyarakat dikaryakan. Solusinya cipta lapangan kerja. 


Agar tercipta banyak lapangan kerja maka pencipta lapangan kerja (pengusaha) yang ada di scale up sekaligus direplikasi lagi. Bisa dengan cara kontrak kepastian pasarnya tukar dengan mesin teknologi tinggi.


Hanya ditukar dengan produknya VCO yang inovatif langka jadi rebutan pasar global lalu harga mahal. Ternyata tidak sampai 6 bulan mesin pabrik canggih tersebut sudah lunas. Selanjutnya tinggal menikmati hasilnya luar biasa karena mampu adaptif dengan potensi yang ada dengan inovasi.


Andaikan banyak variasi usaha di scale up, karena sudah skill. Maka akan menyerap pengangguran besar - besaran. Misal peternak sapi breeding biasanya hanya 100 ekor memberdayakan 5 orang, jika discale up jadi 1.000 ekor akar banyak pengangguran terberdayakan.


Hanya saja, ini sangat tergantung kemauan pemerintah saja, yang mengelola pajak rakyat jadi APBN.



Salam Mandiri 🇮🇩

Wayan Supadno

Pak Tani

HP 081586580630

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matinya Demokrasi Kampus Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)

PT. Bina Indocipta Andalan bekerjasama dengan DJP mengadakan Webinar dengan tema "Pemadanan NIK Menjadi NPWP"

Bantu Kesulitan Warga, Kodim 0618/Kota Bandung Hadir Melalui Pemeriksaaan Kesehatan ( Tensi Gratis) di Lapangan Gasibu